Kunjungi selalu IMPIAN.com

Beri pendapat dan sarannya trimakasih.

Ayo semuanya bantu blog ini menjadi menarik

Beri komentarnya seputar blog ini ya.

Semoga blog ini bermanfaat

Ayo jangan lupa share sama teman dan kerabat.

Semoga blog ini bermanfaat untuk kita semua

Jangan lupa tinggalkan komentarannya ya !!!.

Jumat, 21 November 2014

Dendam itu Berubah

SEORANG lelaki yang baru menikah tinggal menumpang di rumah mertuanya. Beberapa saat tinggal bersamanya, akhirnya ia demikian kesal dengan ibu mertuanya yang menurutnya sangat brengsek, cerewet, bawel, bossy, dan angkuh sekali.

Setelah dua tahun, baginya cukup sudah penderitaan itu. Ia memutuskan untuk mengakhiri dengan berencana membunuh ibu mertuanya. Setelah memutar otak, ia pergi mendatangi dukun yang paling sakti di daerahnya.

Usai bercerita dengan penuh kegeraman, sang dukun tersenyum dan mengangguk-angguk. Diberinya sebotol cairan yang menurut petunjuk dukun adalah racun yang sangat mematikan. Syaratnya harus diberikan sedikit demi sedikit selama 2 bulan, dan dalam memberikan ia diharuskan bersikap manis, berkata lebih sopan, serta selalu tersenyum. Hal ini untuk membuat si mertua supaya tidak mencurigainya. Dengan penuh kesabaran, hari demi hari ia mulai meracuni si mertua, tentunya dengan sikap manis, tutur kata yang lebih santun serta senyum yang tidak lepas dari mulutnya. Perlahan namun pasti ia mulai melihat perubahan pada mertuanya.

Ada satu hal yang membuatnya bingung, setelah satu bulan ia meracuni mertuanya, kelakuan mertua ini justru berubah menjadi demikian baik padanya. Sikapnya berubah 180 derajat dari sebelumnya, ia mulai menyapa lebih dahulu setiap kali ketemu. Pikirnya, ini pasti akibat awal dari racun itu, yakni adanya perubahan sikap sebelum akhirnya meninggal. Mendekati hari ke-40 sikap mertua semakin baik dan hubungan dengannya semakin manis, ia mulai membuatkan minum teh di pagi hari, menyediakan pisang goreng dan seterusnya. Sebuah perilaku mertua yang dulu tidak pernah ia bayangkan akan terjadi.

Puncaknya pada hari ke-50 mertua memasakkan makanan yang paling ia sukai, bahkan di pagi harinya ia terkejut saat mendapati bajunya sudah dicuci bahkan diseterika oleh si mertua. Tak ayal lagi, hati kecilnya mulai memberontak. Muncullah rasa bersalah yang makin hari makin menguat. Pada hari ke-55, sudah tak terbendunglagi penyesalan itu, karena melihat perubahan si Ibu mertua yang menjadi sedemikian sayang padanya. Akhirnya pergilah ia ke dukun itu lagi, dengan terbata-bata penuh penyesalan dan rasa berdosa ia memohon-mohon untuk dibuatkan penangkal racun yang pernah diberikan sang dukun padanya.

Dengan senyum bijaksana bak malaikat, dukun itu berkata “Cairan yang kuberikan padamu dulu itu bukanlah racun, namun air biasa yang kuberi warna saja. Sikap mertuamu yang berubah menjadi sayang padamu, disebabkan karena SIKAP DIRIMU YANG TERLEBIH DAHULU BERUBAH MENJADI LEBIH RAMAH, LEBIH SANTUN DAN SELALU SENYUM PADANYA.”

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas. Pertama, sikap buruk/penolakan orang lain, hanyalah sebagai akibat/reaksi atas sikap buruk kita padanya. Kedua, kalau mau mengubah orang lain, kitalah yang berubah dahulu. Ketiga, tidak semua ‘dukun’ salah. Kita juga harus jadi ‘dukun’ kalau sukses belajar yakni ‘duduk dengan tekun’. Keempat: Selamat mencoba!
 

Minggu, 09 November 2014

Penjara Pikiran

Dream.com - Penemu sikat gigi modern adalah orang Inggris bernama William Addis. Dia memakai tulang yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu binatang, serta mengelemnya menjadi satu.

William pun menjadi jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon dan diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama ‘Du Pont’ pada tahun 1938.

Tahukah Anda, bahwa saat William Addis menemukan konsep sikat gigi, ia sedang mendekam di penjara? Tubuhnya di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu berupa kata-kata:

“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.

Sang Pencipta memberikan kita potensi untuk dikembangkan, secara positif dan semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan apapun memenjarakan pikiran kita.

"Mulailah memikirkan sebuah kemenangan daripada sebuah kekalahan"(Dream.com)

Sabtu, 08 November 2014

Sudah Siapkah ketika Orangtua Kita Berkata Jujur?


Dream.com - Kemarin lalu, saya bertakziah mengunjungi salah seorang kerabat yang sepuh. Umurnya sudah 93 tahun. Beliau adalah veteran perang kemerdekaan, seorang pejuang yang shalih serta pekerja keras. Kebiasaan beliau yang begitu hebat di usia yang memasuki 93 tahun ini, beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid untuk Maghrib, Isya dan Shubuh.
Qadarallah, beliau mulai menua dan tidak mampu bangun dari tempat tidurnya sejak dua bulan lalu. Sekarang beliau hanya terbaring di rumah dengan ditemani anak-anak beliau. Kesadarannya mulai menghilang. Beliau mulai hidup di fase antara dunia nyata dan impian. Sering menggigau dan berkata dalam tidur, kesehariannya dihabiskan dalam kondisi tidur dan kepayahan.
Anak-anak beliau diajari dengan cukup baik oleh sang ayah. Mereka terjaga ibadahnya, berpenghasilan lumayan, dan akrab serta dekat. Ketika sang ayah sakit, mereka pun bergantian menjaganya demi berbakti kepada orangtua.
Namun ada beberapa kisah yang mengiris hati; kejadian jujur dan polos yang terjadi dan saya tuturkan kembali agar kita bisa mengambil ibrah.
Terkisah, suatu hari di malam lebaran, sang ayah dibawa ke rumah sakit karena menderita sesak nafas. Malam itu, sang anak yang kerja di luar kota dan baru saja sampai bersikeras menjaga sang ayah di kamar sendirian. Beliau duduk di bangku sebelah ranjang. Tengah malam, beliau dikejutkan dengan pertanyaan sang ayah,
"Apa kabar, pak Rahman? Mengapa beliau tidak mengunjungi saya yang sedang sakit?" tanya sang ayah dalam igauannya.
Sang anak menjawab, "Pak Rahman sakit juga, Ayah. Beliau tidak mampu bangun dari tidurnya." Dia mengenal Pak Rahman sebagai salah seorang jamaah tetap di masjid.
"Oh...lalu, kamu siapa? Anak Pak Rahman, ya?" tanya ayahnya kembali.
"Bukan, Ayah. Ini saya, Zaid, anak ayah ke tiga."
"Ah, mana mungkin engkau Zaid? Zaid itu sibuk! Saya bayar pun, dia tidak mungkin mau menunggu saya di sini. Dalam pikirannya, kehadirannya cukup digantikan dengan uang," ucap sang ayah masih dalam keadaan setengah sadar.
Sang anak tidak dapat berkata apa-apa lagi. Air mata menetes dan emosinya terguncang. Zaid sejatinya adalah seorang anak yang begitu peduli dengan orangtua. Sayangnya, beliau kerja di luar kota. Jadi, bila dalam keadaan sakit yang tidak begitu berat, biasanya dia menunda kepulangan dan memilih membantu dengan mengirimkan dana saja kepada ibunya. Paling yang bisa dilakukan adalah menelepon ibu dan ayah serta menanyakan kabarnya. Tidak pernah disangka, keputusannya itu menimbulkan bekas dalam hati sang ayah.
Kali yang lain, sang ayah di tengah malam batuk-batuk hebat. Sang anak berusaha membantu sang ayah dengan mengoleskan minyak angin di dadanya sembari memijit lembut. Namun, dengan segera, tangan sang anak ditepis.
"Ini bukan tangan istriku. Mana istriku?" tanya sang ayah.
"Ini kami, Yah. Anakmu." jawab anak-anak.
"Tangan kalian kasar dan keras. Pindahkan tangan kalian! Mana ibu kalian? Biarkan ibu berada di sampingku. Kalian selesaikan saja kesibukan kalian seperti yang lalu-lalu."
Dua bulan yang lalu, sebelum ayah jatuh sakit, tidak pernah sekalipun ayah mengeluh dan berkata seperti itu. Bila sang anak ditanyakan kapan pulang dan sang anak berkata sibuk dengan pekerjaannya, sang ayah hanya menjawab dengan jawaban yang sama.
"Pulanglah kapan engkau tidak sibuk."
Lalu, beliau melakukan aktivitas seperti biasa lagi. Bekerja, shalat berjamaah, pergi ke pasar, bersepeda. Sendiri. Benar-benar sendiri. Mungkin beliau kesepian, puluhan tahun lamanya. Namun, beliau tidak mau mengakuinya di depan anak-anaknya.
Mungkin beliau butuh hiburan dan canda tawa yang akrab selayak dulu, namun sang anak mulai tumbuh dewasa dan sibuk dengan keluarganya.
Mungkin beliau ingin menggenggam tangan seorang bocah kecil yang dipangkunya dulu, 50-60 tahun lalu sembari dibawa kepasar untuk sekadar dibelikan kerupuk dan kembali pulang dengan senyum lebar karena hadiah kerupuk tersebut. Namun, bocah itu sekarang telah menjelma menjadi seorang pengusaha, guru, karyawan perusahaan; yang seolah tidak pernah merasa senang bila diajak oleh beliau ke pasar selayak dulu. Bocah-bocah yang sering berkata, "Saya sibuk...saya sibuk. Anak saya begini, istri saya begini, pekerjaan saya begini." Lalu berharap sang ayah berkata, "Baiklah, ayah mengerti."
Kemarin siang, saya sempat meneteskan air mata ketika mendengar penuturan dari sang anak. Karena mungkin saya seperti sang anak tersebut; merasa sudah memberi perhatian lebih, sudah menjadi anak yang berbakti, membanggakan orangtua, namun siapa yang menyangka semua rasa itu ternyata tidak sesuai dengan prasangka orangtua kita yang paling jujur.
Maka sudah seharusnya, kita, ya kita ini, yang sudah menikah, berkeluarga, memiliki anak, mampu melihat ayah dan ibu kita bukan sebagai sosok yang hanya butuh dibantu dengan sejumlah uang. Karena bila itu yang kita pikirkan, apa beda ayah dan ibu kita dengan karyawan perusahaan?
Bukan juga sebagai sosok yang hanya butuh diberikan baju baru dan dikunjungi setahun dua kali, karena bila itu yang kita pikirkan, apa bedanya ayah dan ibu kita dengan panitia shalat Idul Fitri dan Idul 'Adha yang kita temui setahun dua kali?
Wahai yang arif, yang budiman, yang penyayang dan begitu lembut hatinya dengan cinta kepada anak-anak dan keluarga, lihat dan pandangilah ibu dan ayahmu di hari tua. Pandangi mereka dengan pandangan kanak-kanak kita. Buang jabatan dan gelar serta pekerjaan kita. Orangtua tidak mencintai kita karena itu semua. Tatapilah mereka kembali dengan tatapan seorang anak yang dulu selalu bertanya dipagi hari, "Ke mana ayah, Bu? Ke mana ibu, Ayah?"
Lalu menangis kencang setiap kali ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.
Wahai yang menangis kencang ketika kecil karena takut ditinggalkan ayah dan ibu, apakah engkau tidak melihat dan peduli dengan tangisan kencang di hati ayah dan ibu kita karena diri telah meninggalkan beliau bertahun-tahun dan hanya berkunjung setahun dua kali?
Sadarlah wahai jiwa-jiwa yang terlupa akan kasih sayang orangtua kita. Karena boleh jadi, ayah dan ibu kita, benar-benar telah menahan kerinduan puluhan tahun kepada sosok jiwa kanak-kanak kita; yang selalu berharap berjumpa dengan beliau tanpa jeda, tanpa alasan sibuk kerja, tanpa alasan tiada waktu karena mengejar prestasi.
Bersiaplah dari sekarang, agar kelak, ketika sang ayah dan ibu berkata jujur tentang kita dalam igauannya, beliau mengakui, kita memang layak menjadi jiwa yang diharapkan kedatangannya kapan pun juga (Dream.com).

Ibu, Bagaimana Cara Meraih Impian Ku?


Dream.com - Pada suatu hari, ada seorang anak yang bertanya kepada ibunya. "ibu, bisakah ibu menunjukkan kepadaku mengenai impian?". Ibunya tersenyum lebar dan memeluk anaknya itu. Kemudian ibu itu menunjuk sebuah hiasan yang menempel di dinding rumah mereka. "lihatlah hiasan itu nak." Anak itu tersenyum. "lalu ibu, bisakah engkau jelaskan kepada ku, mengapa engkau menggambarkan impian itu sebagai sebuah rajutan?"

Ibunya tersenyum lebar. Ibunya merasabunya kembali tersenyum "kau memang pintar anakku" Anak itu kembali bertanya "lalu, apa hubungan bangga dengan pertanyaan anak itu. "nak, impian memang seperti itu. tahukah kau apa saja yang dibutuhkan untuk menciptakan rajutan itu?" anaknya menjawab. "iya ibu, ibu pernah mengatakan padaku bahwa sebuah rajutan dibuat dengan jarum dan benang. apakah jawabanku benar bu?" Inya bu?" Untuk yang kesekian kalinya ibunya mejawab dengan senyuman.

"impian itu laksana rajutan, kamu butuh jarum dan benang untuk membuatnya. jarum itu adalah tekad, semangat dan usahamu. sedangkan benang itu, adalah keyakinan dan doa darimu."

Anak itu kembali bertanya "ibu, apabila aku sudah memiliki jarum dan benang, bisakah engkau menjelaskan kepadaku bagaimana cara untuk merajut?" Ibunya kembali tersenyum.

"wahai anakku, ketika engkau sedang merajut. ibu hanya bisa mengajarkan dua hal kepadamu. yang pertama, berhati-hatilah dengan jarumnya. ibu tak ingin engkau terluka karena jarum itu. dan yang kedua, engaku harus merajut dengan sepenuh hati, dengan penuh kesabaran, dengan penuh ketelatenan. niscaya engkau akan mendapatkan hasil yang luar biasa."

Kali ini, Anak itu benar benar memahami segala sesuatu tentang impian. dan kemudian dia menanyakan sesuatu kepada ibunya "dan tahukan ibu, mengapa aku bertanya bagaimana cara meraih impian kepada ibu?" Ibunya terdiam dan merasa bingung.

"Ibu, aku ingin melihat senyumanmu. dan aku bertekad. aku akan memunculkan senyuman itu lagi. memunculkan senyuman itu karena sebuah alasan"

"apa itu nak"

"aku ingin engkau melihat impianku dan engkau tersenyum kepada ku."

Seorang Gadis dengan gigih bekerja menjadi tambal ban untuk mengais Rezeki, apa pendapat anda?



Dream.com-Saya membaca sebuah artikel dan membuat saya ngak percaya sebelumnya namun ini kenyataan, saya mengutip sebuah artikel dari merdeka.com. Pasti kalian membaca artikel ini mungkin sulit untuk mempercainya namun ini bukan "Fake News" ini real ada kisah nyatanya gadis berparas ayu ini dia rela menjadi tambal ban karena untuk mengais rezeki, di zaman sekarang kaum hawa yang seperti ini jarang ditemukan namun saya baca dari artikel sebelumnya dia sering di perbincangkan di dunia sosmed.
Padahal pekerjaan tambal ban ini biasanya hanya kaum adam yang dapat mengerjakan namun gadis ini mahir dalam melepas ban, menambal, dan memasangnya kembali dengan memakai tangan tanpa pengaman apa pun.

Untuk khusunya kaum hawa apakah kalian bisa seperti dia?, selain tambal ban gadis ini juga menjual bensin eceran. Dunia ini memang sangat keras jadi siapkah anda untuk menjalankannya, jika anda yakin bisa pasti bisa.

Fhoto ini diambil diwilayah sumber manjing wetan, malang selatan. gadis pekerja keras ini banyak sekali ragam komentar yang telontar kepadanya, dia adalah gadis yang mempunyai segenap impian dengan bekerja keras, apakah kalian semua adalah pekerja keras?(Revisi).

what is your dream?


Masih ingat kah dengan impian anda pada masa kecil semasa anda duduk di bangku sekolah SD apakah impian anda semasa kecil dulu, yang kita ingin menjadi dokter, guru, polisi, hakim, profesor, dan lain - lain, itu impian semasa kita kecil, sekarang apakah impian itu masih ada di pikiran anda, apakah anda sudah berubah pikiran?.

kita semasa kecil keinginan dan imajinasi kita masih kuat, namun tak kala kita bermimpi semasa kecil kita bercita - cita namun di masa depan lain yang diharapkan, contohnya kita semasa kecil berkeinginan berprofesi menjadi guru namun di masa depan kita menjadi karyawan di Bank, maka tak jarang kita menemukan hal yang seperti ini, karenakan kita tak bersungguh untuk mengapai cita - cita atau impian tersebut.

ada seorang bijak berkata "From our little wish we pursue the future and maintain our intention to attempt so we get" artinya "Dari kecil kita berkeinginan maka kedepan kita kejar dan pertahankan niat kita dengan usaha maka kita dapatkan" 

Sekarang saya bertanya lagi masih ingatkah impian anda masa kecil dulu?, apakah masih ingin menggapainya?, apakah anda sudah berubah pikiran?, itu tergantung dari hati masing - masing dan prinsip kita menanggapiya namun saya sarankan janganlah melarikan diri dari impian anda yang anda tanam dalam diri anda semasa kecil.

karena impian yang kita tanam dari kecil merupakan benih kesuksesan namun untuk menggapainya sulit, banyak rintangan, dan godaan. kalau kita berniat dengan sungguh - sungguh maka kata sulit, rintangan, dan godaan itu pun tak akan ada. kalau kita memberikan sugesti saya pasti bisa dan jangan lupa berdoa.

kalau anda tidak mau selalu melupakan impian tersebut mulai sekarang tulis impian tersebut di kertas karton kemudian tulis cita - cita anda kemudian tempel di pintu kamar  dan pintu rumah utama anda, maksud tujuan begitu agar kita pada saat kita mau berangkat sekolah atau kuliah kita akan teringat dan termotivasi ingin selalu menggapainya (Dream.com).

Jumat, 07 November 2014

Profil Penulis

Assalamualaikum Wr. Wb.

             Perkanalakan nama saya Doni Putra Pratama saya selaku admin ingin bercerita sedikit tentang hidup saya, saya adalah orang biasa tinggal dengan keluarga sederhana, saya memiliki 2 saudara laki - laki, orang tua saya tinggal di suatu desa yang bernama Argamakmur, apakah kalian tahu desa argamakmur, kalau kalian belum tahu itu merupakan salah satu desa yang berada di Bengkulu, di kabupaten Bengkulu Utara saya sebenarnya lahir di bengkulu tengah di daerah kembang sri, namun karena orang tua saya pindah tugas kerja maka saya juga pindah, pada saat pindah saya masih berumur sekitar 5 tahun, ayah saya bekerja di suatu perusahaan pengolahan air minum ya kalau di bilang PAM.

Saya di besarkan di desa Argamakmur tersebut sampai saya sekolah di SMK sampai tamat kemudian saya melanjutkan kuliah di UNIVERSITAS BENGKULU mengambil jurusan Teknik Elektro, Riwayat pendidikan saya adalah sebagai berikut:

1. TK di desa Kemumu
2. SDN 1 Argamakmur
3. SMPN 4 Argamakmur
4. SMKN 2 Argamakmur

Itu lah riwayat pendidikan saya selama saya mencari ilmu pengetahuan saya selalu terlibat dalam masalah keuangan yang sangat susah untuk diceritakan dimana banyak keperluan yang mau di beli namun keuangan minim, namun saya sangat berterimaksih kepada kedua orang tua saya karena kegigihannya lah saya bisa sampai disini, di perkuliahan ini, saya sebenarnya tidak yakin untuk melanjutkan pendidikan ini namun ada mukjizat dari Allah SWT, beliau memberikan jalan kemudahan, saya mendapatkan beasiswa di perkuliahan ini, selama saya mengayomi pendidikan saya belum pernah mendapatkan apa itu namanya beasiswa.

Nama                          : Doni Putra Pratama
 Tempat/tanggal lahir : kembang sri 19 november 1994
Anak ke                      : 1 dari 3 bersaudara
Riwayat pendidikan   : 1. SDN 1 Argamakmur
                                     2. SMPN 4 Argamakmur
                                     3. SMKN 2 Argamakmur 
Motto hidup               : Membuat sesuatu hal yang bisa memajukan negeri ini.

MATERI SISTEM TELEKOMUNIKASI

Admin sekarang akan berbagi ilmu tentang sistem telekomunikasi, di perkuliahan di jurusan teknik elektro ini adalah matakuliah yang wajib di pelajarin, ini Admin mempersilahkan untuk materinya di download, downloadnya dengan mengklik link download di bawah ini:

POWER POINT:

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI I               >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI II              >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI III            >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI IV            >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI V             >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI VI            >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI VII           >>DOWNLOAD<<

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI VIII          >>DOWNLOAD<<

PDF:

Dasar Telekomunikasi                                               >>DOWNLOAD<<

Sistem Modulasi 1                                                     >>DOWNLOAD<<

Sistem Modulasi 2                                                     >>DOWNLOAD<<

Sistem Telepon                                                          >>DOWNLOAD<<

Media Transmisi                                                        >>DOWNLOAD<<


Inilah yang Admin posting jika mau materi yang lain tentang kelistrikan silahkan koment di bawah dengan format Materi apa dan judulnya apa Trimakasih.

MATERI TEKNIK INSTALASI LISTRIK

       Ini admin postingkan untuk materi kuliah Teknik Instalasi Listrik bagi siapa saja mau materinya silahkan di download materinya di bawah:

1. Sistem Kelistrikan  >>DOWNLOAD<<

2. Sifat - Sifat Material >>DOWNLOAD<<

3. Teknik Penerangan (1) >>DOWNLOAD<<

4. Teknik Penerangan (2) >>DOWNLOAD<<

5. Teknik Penerangan (3) >>DOWNLOAD<<


       Barang siapa yang mau materi tentang kelistrikan namun belum admin posting silahkan di koment di bawah, tulis dengan komentar materi apa dan judulnya apa. ok trimakasih salam sukses buat kita semua.