Kunjungi selalu IMPIAN.com

Beri pendapat dan sarannya trimakasih.

Ayo semuanya bantu blog ini menjadi menarik

Beri komentarnya seputar blog ini ya.

Semoga blog ini bermanfaat

Ayo jangan lupa share sama teman dan kerabat.

Semoga blog ini bermanfaat untuk kita semua

Jangan lupa tinggalkan komentarannya ya !!!.

Sabtu, 01 September 2012

Panel Surya

PANEL Surya adalah sistem pemasangan panel yang dapat menyimpan energi dari cahaya matahari, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai tanaga pembangkit listrik. Saat ini sudah banyak yang memanfaatkan panel surya ini sebagai pembangkit listrik mandiri tanpa harus bergantung sepernuhnya pada PLN.






Jika Anda berminat untuk menggunakan panel surya di rumah atau gedung milik Anda, sebaiknya ketahui terlebih dahulu cara menghitung biaya pemasangan panel surya. Seperti yang dijabarkan berikut ini, dikutip dari Greenlifestyle,

1. Berapa kebutuhan jumlah total beban di rumah yang akan menggunakan tenaga dari solar panel. Dari tagihan listrik, bisa dilihat tingkat konsumsinya dalam bentuk kWh (kilowatt per jam) setiap bulan misalnya. Nah dari situ kita bisa identifikasikan berapa kWh yang dibutuhkan tiap hari, misalnya 200 watt.

2 . Pertanyaan selanjutnya adalah, berapa lama beban yang totalnya 200 watt ini akan dihidupkan dengan menggunakan sistem solar panel? Ambil contoh misalnya 12 jam. Jika 12 jam, berarti total konsumsi daya beban dalam sehari adalah 12 x 200 watt = 2.400 watt.

3 . Tentunya lebih diuntungkan jika beban yang menggunakan solar panel dinyalakan pada malam hari. Dengan begini, penggunaan baterai relatif tidak berat dan dimungkinkan jumlah baterai dapat pula dikurangi jumlahnya, karena listrik yang di-supply tidak hanya oleh baterai tetapi sinar matahari masih turut memberikan supply.

4. Mari kita ambil contoh penggunaan sistem solar panel adalah pada pukul 18.00 s/d 06.00 (12 jam). Hitung berapa besar dan jumlah baterai yang dibutuhkan untuk men-supply beban sejumlah total 2.400 watt:

Jumlah total 2.400 watt perlu ditambahkan sekitar 20 persen yang adalah listrik yang digunakan oleh perangkat selain panel surya, yakni inverter sebagai pengubah arus DC (searah) menjadi AC (bolak – balik) (karena pada umumnya peralatan rumah tangga menggunakan arus AC), dan controller (sebagai pengatur arus) yakni menutup arus ke baterai jika tegangan sudah berlebih di baterai dan memberhentikan pengambilan arus dari baterai jika baterai sudah hampir kosong. Sehingga jika ditambahkan 20 persen, maka total daya yang dibutuhkan adalah 2.400 x (2.400 x 20%) = 2.880 watt.

5 . Dari 2.880 watt tersebut, jika dibagi 12 V ( tegangan umum yang dimiliki baterai) maka kuat arus yang dibutuhkan adalah 240 Ampere. Maka, jika kita menggunakan baterai yang sebesar 65 Ah 12 V, maka kita membutuhkan empat baterai (65 x 12 x 4 = 3.120 watt).

6 . Dengan mendapatkan 3.120 watt ini, kita akan mendapatkan jumlah panel yang kita butuhkan, termasuk besarannya yakni sebagai berikut. Jika menggunakan ukuran panel yang 100 wp (watt peak), maka dalam sehari panel ini kurang lebih menghasilkan supply sebesar 100 wp x 5 (jam) = 500 watt.

Adapun 5 jam didapat dari efektivitas rata-rata waktu sinar matahari bersinar di negara tropis seperti Indonesia, dan 5 jam ini sudah menjadi semacam perhitungan rumus baku efektivitas sinar matahari yang diserap oleh panel surya. Maka jika 1 panel yang 100 wp mampu memberikan listrik sejumlah 500 watt, didapatkan total panel yang dibutuhkan adalah sejumlah 3.120 watt per 500 watt = 6,24 atau tujuh panel (baiknya kita lebihkan).

7. Setelah sudah berhasil mendapatkan kombinasi antara jumlah panel surya dan baterai untuk mensupply listrik sejumlah total 3.120 watt yang dinyalakan selama 12 jam sehari, dimana beban yang menggunakannya dinyalakan pada malam hari antara pukul 18.00 sampai dengan 06.00, yakni tujuh panel surya yang 100 watt peak (wp) dan empat buah baterai 65 Ah12 V.

Perihal harga, saat ini sistem ini (sudah berikut seluruh perangkatnya) adalah berkisar USD9 -10 (Rp82.000-Rp92.000) per wattnya. Jadi jika menggunakan tujuh panel yang 100 wp (sehingga totalnya = 7 x 100 wp), maka estimasi biaya kurang lebih 700 watt x USD10 = USD7,000 atau sekira Rp63,8 juta (Rp9.118 per USD)

Jumat, 10 Agustus 2012

Sistem Pentanahan ( Grounding )




Sistem ini biasa disebut sebagai grounding atau Instalasi grounding. Sistem grounding ini sudah banyak orang yang menggunakannya. Bahkan di setiap bangunan-bangunan atau kantor-kantor sudah mekakai system grounding ini. Untuk daerah-daerah di pedalaman pun system grounding sudah di pasang, karena di dataran yang luaspun bisa terkena sambaran petir. Oleh karena itu system grounding cukup besar manfaatnya baik untuk bangunan atau alat yang ingin kita lindungi maupun nyawa kita sendiri.

Grounding merupakan sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Grounding sistem pentanahan di data center menjadi salah satu unsur penting dalam data center karena sistem grounding ini memberikan kebutuhan tenaga utama bagi data center. Standar pentanahan grounding untuk data center tercantum dalam beberapa dokumentasi grounding antara lain : TIA-942, J-STD-607-A-2002 dan IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE Recommended Practice Grounding for Powering and Grounding Electronic Equipment.

Tujuan utama dari adanya grounding sistem pentanahan ini adalah untuk menciptakan sebuah jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Grounding sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Kenapa Perlu Grounding Yang Bagus ?



Berikut ada beberapa alasan mengapa grounding yang bagus sangat kita perlukan :

1. Grounding mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan akibat dari Sambaran petir

2. Grounding mencegah terjadinya Lonjakan Listrik (Spike)
3. Grounding mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan potensial tegangan antara satu system pentanahan dengan yang lainnya.


Standar Nilai Grounding yang di syaratkan untuk kelistrikan :

* Grounding Tegangan Phase - Netral ≈ 220 Volt AC

* Grounding Tegangan Phase – Ground ≈ 220 Volt AC

* Grounding Tegangan Netral – Ground ≈ 1 Volt AC

* Grounding Nilai toleransi ≈ 3 %

* Ukuran Gronding ≈ 1 Ohm


BEBERAPA MACAM TYPE GROUNDING
· Ground Rod, tipe grounding yang terbuat dari kuningan untuk ground yang terhubung ke


tanah dan dilengkapi dengan bak control (untuk pengukuran)
· Elektroda Pita, system grounding yang menggunakan dasar plat tembaga sebagai elektroda pita yang dihubungkan dengan kabel dengan bak control
· Elektroda Plat, system grounding yang menggunakan plat tembaga sebagai elektroda


platnya yang dihubungkan dengan kabel ke bak control.

Grounding Sistem – seberapa pentingkah grounding ini ?



Mungkin istilah grounding sistem sudah tidak asing lagi bagi para kalangan yang kesehariannya bergelut dengan komputer maupun radio komunikasi. Seperti yang telah diketahui, grounding sistem untuk masyarakat umum diaplikasikan pada instalasi kelistrikan ( atau sering disebut dengan ARDE ). Tujuannya grounding sistem ini yaitu untuk membuang arus jahat yang mengalir di dalam listrik yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan komputer maupun radio komunikasi.



Setelah mencari informasi lebih lanjut, ternyata grounding sistem tidak sesederhana itu. Ada dua macam grounding sistem yang sebenarnya sudah sangat umum.



1. Safety Grounding atau grounding yang digunakan untuk keamanan atau keselamatan perangkat maupun manusia. Sistem grounding ini diaplikasikan seperti uraian di atas, yaitu pada jalur kelistrikan dan juga pada perangkat penangkal petir. Pemasangan sistem grounding ini bertujuan untuk meminimalisir dampak arus jahat yang diakibatkan oleh naik turunnya tegangan dan arus dari listrik PLN maupun arus jahat akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh petir. Dengan pemasangan grounding seperti ini, diharapkan kerusakan pada alat dapat diminimalisir, meskipun tidak seorangpun bisa mencegah terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh sambaran petir.



2. RF Grounding. Sistem grounding ini khusus diaplikasikan pada instalasi perangkat radio komunikasi. Tujuan utamanya instalasi grounding, yaitu untuk mengurangi atau meminimalisir dampak pancaran radiasi gelombang dari radio komunikasi. Sistem grounding seperti ini utamanya diterapkan pada perangkat-perangkat High Frekuensi (HF) dan perangkat dengan wattage atau power besar (sampai dengan kW). Dengan menerapkan sistem grounding RF yang bagus, maka diharapkan kerugian yang ditimbulkan akibat pancaran radiasi gelombang radio dapat berkurang.











Selasa, 31 Juli 2012

Saklar Tukar (1 lampu 2 saklar)


Saklar tukar atau terkadang ada yang menyebut dengan istilah saklar hotel. Fungsi dari saklar tukar disamping untuk penerangan juga untuk menghemat pemakaian listrik karena masing-masing saklar bisa meng ON/OFF kan saklar lainnya. Sebagai contoh apabila rumah kita tingkat dimana di tengah-tengah tangga ada lampu,kita dapat menyalakan maupun mematikan lampu penerangan tangga tersebut dari lantai bawah maupun lantai atas.
Dari penjelasan tersebut maka saklar tukar sebenarnya terdiri dari 2 buah saklar yang dipasang pada daerah tangga bawah dan daerah tangga atas, sedangkan saklar yang digunakan adalah saklar tukar (saklar 2 arah).
One Line Diagram 1
Sakelar tukar fisiknya seperti sakelar-sakelar dinding biasa. Namun pada sakelar tukar tunggal (satu tuas) terdapat satu tuas dan 3 terminal kabel dengan kondisi seperti gambar di bawah.
Terminal Kabel
Instalasi sakelar tukar ini membutuhkan satu pasang (2 buah) sakelar tukar. Instalasinya ada beberapa versi seperti di bawah ini… Sama semuanya juga bisa beroperasi sesuai kebutuhan tetapi biasanya perbedaannya hanya panjang kabelnya saja…
Keterangan :
S1 = saklar 1
S2 = saklar 2
Lp = lampu
N = Saluran Fasa Netral/Negatif ( tes menggunakan tespen tidak menyala )
L = Saluran Line/Fasa/Positif ( tes menggunakan tespen menyala )
One LIne Diagram 2
Untuk yang ini, perhatikan dengan teliti sambungan kabel pada sakelar dan lampu.
Sedikit saja salah atau tertukar, kemungkinan terjadi short sangat besar.
One Line Diagram 3

Hubungan Bintang Segitiga Pada Motor Listrik | Prinsip Dasar dan Perhitungan

Hubungan Bintang Segitiga Pada Motor Listrik | Prinsip Dasar dan Perhitungan – Pada modul Teknik Elektro Arus Kuat ini kita akan membahas tentang hubungan motor listrik 3 phase baik itu motor induksi maupun motor sinkron. Dimana diketahui bahwa untuk menghubungkan motor listrik 3 phasa ke sumber listrik PLN maupun Genset kita harus menghubungkan motor tersebut secara hubung bintang (star) maupun hubung segitiga (delta)
Motor 3 fasa bekerja dengan 2 hubungan yaitu :
a. Motor bekerja Bintang/ Star (Y)
Berarti motor harus dihubungkan bintang baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol.


Gambar 1. Hubungan Bintang/ Star (Y)
b. Motor bekerja segitiga /Delta (Δ)
Berarti motor harus dihubungkan segitiga baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol. Kecuali mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor tersebut wajib bekerja segitiga (Δ) dan harus melalui rangkaian kontrol star delta baik secara mekanik, manual, maupun otomatis dengan PLC


Gambar 2. Hubungan Delta  (Δ)
Dimana bekerja awal (start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang berapa waktu barulah motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :
Cukup mengkopelkan/ menghubungkan salah satu dari ujung-ujung kumparan phasa menjadi satu.
  1. Sedangkan yang tidak dihubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber tegangan.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (Δ) :
  1. Ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan phasa III
  2. Ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan phasa I
  3. Ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung kedua dari kumparan phasa II.
Mengapa motor harus dihubungkan dengan Star (Y) – Delta (Δ)?
  1. Beban dengan inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu starting motor menjadi lama untuk mencapai kecepatan nominalnya.
  2. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan mengalir arus yang besar sehungga bisa terjadi pemanasan berlebih (overheating) pada motor
  3. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber listriknys sehingga akan menurunkan tegangannya. hal ini akan mengganggu beban listrik lainnya.
  4. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
  5. Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi dayas yang diberikan ke motor, namun demikian disis lain pengurangan tegangan ini akan berdampak memperpanjang waktu/ periode starting (waktu yang  dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).
2. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa
Rangkaian sederhana dengan menggunakan kontaktor magnet yaitu mengontrol sebuah motor listrik. Pengontrolan oleh kontaktor magnet menggunakan 2 rangkaian yaitu rangkaian kontrol dan rangkaian utama. Peralatan kontrol yang digunakan dalam pengoperasianya yaitu, MCB 3 fasa, TOR (Thermal Overload Relay), sakelar tekan ON/ OFF dan kontaktor.
Rangkaian kontrol merupakan rangkaian yang mengendalikan/ mengoperasikan rangkaian utama, sedangkan rangkaian utama merupakan aliran hubungan ke beban (motor 3 fasa). Rangkaian utama menggunakan kontak utama (1-3-5 dan 2-4-6) dari kontaktor magnet untuk menghubungkan/ memutuskan jaringan dengan motor listrik. Karena arus yang mengalir pada rangkaian utama relaitf lebih besar daripada rangkaian kontrol, maka pada rangkaian utama dilengkapi dengan TOR (Thermal Overload Relay) atau pengaman beban lebih dari hubung singkat ataupun beban yang lebih.
Pada rangkaian kontrol, arus yang mengalir relatif kecil. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan sakelar tekan NO untuk tombol NP dan NC untuk tombol OFF. Karena menggunak open.an tombol (sakelar) tekan, maka pada tombol ON dibuat pengunci (sakelar bantu) dari kontak bantu kontaktor yang normally open.
Gambar 3. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa

2. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa Hubungan Bintang Segitiga
Rangkaian daya hubungan bintangsegitiga menggunakan tiga buah kontaktor Q1, Q2, dan Q3 Gambar 4. Fuse F1 berfungsi mengamankan jika terjadi hubungsingkat pada rangkaian motor. Saat motor terhubung bintang kontaktor Q1 dan Q2 posisi ON dan kontaktor Q3 OFF. Beberapa saat kemudian timer yang disetting waktu 60 detik energized, akan meng-OFF-kan Q1, sementara Q2 dan Q3 posisi ON, dan motor terhubung segitiga. Pengaman beban lebih F3 (thermal overload relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika terjadi beban lebih disisi beban, relay bimetal akan bekerja dan rangkaian kontrol berikut kontaktor akan OFF.
Tidak setiap motor induksi bias dihubungkan bintang-segitiga, yang harus diperhatikan adalah tegangan name plate motor harus mampu diberikan tegangan sebesar tegangan jala-jala (Gambar 4), khususnya pada saat motor terhubung segitiga. Jika ketentuan ini tidak dipenuhi, akibatnya belitan stator bisa terbakar karena tegangan tidak sesuai. Rangkaian kontrol bintang-segitiga (Gambar 4), dipasangkan fuse F2 untuk pengaman hubung singkat pada rangkaian kontrol.

Gambar 4. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa Hubungan Bintang Segitiga
Hubungan Bintang
Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan menjadi energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2 energized motor terhubung bintang. Koil timer K1 akan energized, selama setting waktu berjalan motor terhubung bintang.
 Hubungan Segitiga
Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai setting waktu berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu timer habis, kontak Normally Close K1 dengan akan OFF menyebabkan koil kontaktor Q1 OFF, bersamaan dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor Q2 dan Q3 posisi ON dan motor dalam hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian cukup dengan meng-OFF-kan tombol tekan S1 rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh kontaktor dalam posisi OFF dan motor akan berhenti bekerja. Kelengkapan berupa lampu-lampu indikator dapat dipasangkan, baik indikator saat rangkaian kondisi ON, maupun saat saat rangkaian kondisi OFF, caranya dengan menambahkan kontak bantu normally open yang diparalel dengan koil kontaktor dan sebuah lampu indicator.

Minggu, 29 Juli 2012

rangkaian kontaktor magnet



Mengoperasikan Motor 1 Fasa


Dalam mengoperasikan motor 1 fasa dengan kendali elektromagnetik, dibutuhkan kontaktor magnet, MCB, dan tombol ON/ OFF (saklar tekan) untuk alat kontrolnya. Dengan kontaktor magnet, motor 1 fasa jenis split phasa dapat dijalankan dari jarak jauh, kontaktor dapat diletakkan pada tempat yang jauh dari operator. Sedangkan operator hanya mengendalikan tombol start untuk menjalankan dan tombol stop untuk mengendalikan. Dengan demikian operator dapat bekerja ditempat yang aman.

Dari gambar rangkaian kontrol dan daya, terlihat kontak-kontak kontaktor magnet dipakai sesuai keperluannya. Pada rangkaian kontrol, fasa dihubungkan ke MCB 1 fase, kemudian melalui tombol OFF, menuju ke tombol ON, yang kemudian menuju coil pada kontaktor dan berakhir di netral, karena sakelar ON yang digunakan merupakan sakkelar tombol, maka dipakai sakelar pengunci/ bantu yang terhubung pararel ke kontak bantu kontaktor NO (Normally Open). Sedangkan pada rangkaian daya, perjalanannya yaitu dari Fasa melalui MCB dan menuju ke kontaktor (pada kontak utama), dan dari kontak utama menuju motor 1 fasa. Salah satu masukan kontak utama pada kontaktor dihubungkan melalui sumber netral dan keluarannya dihubungkan ke motor listrik.



a. Rangkain Kontrol



b. Rangkaian Utama



c. Rangkaian Pengawatan

JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis yang menggunakan alat kontrol kontaktor magnet memerlukan alat bantu lain agar fungsi pengontrolan berjalan dengan baik seperti: tombol tekan, thermal overload relay dan alat bantu lainnya. Kontaktor magnet banyak digunakan untuk mengontrol motor-motor listrik 1 fasa dan 3 fasa, anatara lain untuk mengontrol motor dua arah putaran, strating bintang-segitiga, beberapa unit motor bekerja dan berhenti berurutan dan lain-lain.

A. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat, gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Sedangkan pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak dipasang cincin hubung singkat.

1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.

Gambar 1. Simbol dan gambar fisik kontaktor magnet DC

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V. Juga tersedia dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere. Untuk dapat mengalirkan arus daya yang besar untuk mengendalikan motor induksi, relay dihubungkan dengan
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti gelombang arus AC.

1. Kontaktor Magnet Arus Bolak balik (AC)
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik bentuk gelombang sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar tegangan sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.


 



Gambar 2. Simbol dan kode angka serta bentuk fisik dari kontaktor

Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan magnet akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung singkat yang berfungsi sebagai pembangkit induksi magnet ketika arus magnet pada kumparan magnet hilang. Dengan demikian maka arus magnet pada kontaktor akan dapat dipertahankan secara terus menerus (kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada arus DC maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik sehingga kumparan menjadi panas. Sebaliknnya, bila kontaktor magnet untuk arus DC yang tidak mempunyai belitan hubung singkat diberikan arus AC maka pada kontaktor itu akan bergetar yang disebabkan oleh kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang setiap 100 kali.



Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari tegangan kerja, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak No berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/ menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.




Gambar 3. Simbol-simbol kontaktor magnet. a) Kumparan (coil), b) Kontak Utama, c) Kontak bantu

Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk pesawat pemakai listrik misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alt bantu rangkaian, lampu-lampu indikator, dan lain-lain.
Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa keuntungan penggunaan kontaktor magnet daripada saklar togel dan saklar Cam adalah,
* Arus listrik yang mengalir pada saklar pengontrol sangat kecil dibandingkan arus beban.
* Dapat mengontrol beban listrik dari tempat jauh dengan kerugian tegangan yang relatif kecil.
http://tandi-l237.blogspot.com/p/rangkaian-kontaktor-magnet.html

Ini rangkaian kombinasi tapi pembalik putaran:

Rangkaian single line

 Rangkaian pengawatan



 inilah rangkaian kombinasi dari kontaktor pembalik arah putaran tapi hganya sebentar.




Kamis, 26 Juli 2012

Mengenal Kecelakaan Kerja




Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi ketika berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja daan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui. Kecelakaan kerja merupakan resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya.
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama, yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja.
Hubungan kerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni:
  • Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.
  • Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan–kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transportasi ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.
Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni:
  • Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor manusia ini.
  • Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau “unsafety condition”, misalnya: lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang terbuka, dan sebagainya.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:
A. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
  • Terjatuh
  • Tertimpa benda
  • Tertumbuk atau terkena benda-benda
  • Terjepit oleh benda
  • Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
  • Pengaruh suhu tinggi
  • Terkena arus listrik
  • Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
B. Klasifikasi menurut penyebab
  • Mesin, misalnya: mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu, dan sebagainya.
  • Alat angkut, misalnya: alat angkut darat, udara, dan alat angkut air.
  • Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya.
  • Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya.
  • Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah).
  • Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas.
C. Klasifikasi menurut luka atau kelainan
  • Patah tulang
  • Dislokasi (keseleo)
  • Regang otot (urat)
  • Memar dan luka dalam yang lain
  • Amputasi
  • Luka di permukaan
  • Gegar dan remuk
  • Luka bakar
  • Keracunan-keracunan mendadak
  • Pengaruh radiasi
  • Lain-lain
D. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh
  • Kepala
  • Leher
  • Badan
  • Anggota atas
  • Anggota bawah
  • Banyak tempat
  • Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.
Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu faktor, tetapi banyak faktor.

K3


Tujuan investigasi dan pelaporan kecelakaan daalam sistem manajaman kesehantan dan keselamatan kerja

Investigasi dan pelaporan kecelakaan kerja bertujuan agar pihak-pihak yang berwenang, termasuk manajemen mendapatkan informasi yang layak tentang hal penting yang terjadi terkait penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja umumnya dan khususnya terkait dengan hal penting yang terjadi pada pekerja. Informasi tersebut nantinya akan menjadi salah satu masukan penting untuk pihak-pihak tersebut dalam mengambil keputusan yang diperlukan. Investigasi dan pelaporan juga bertujuan untuk memudahkan pihak-pihak terkait untuk menentukan tindakan koreksi yang akurat, yang dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kembali kecelakaan yang tidak diinginkan. Tujuan lain dari investigasi dan pelaporan juga memberi informasi yang cukup kepada

Hal Penting yang harus diperhatikan dalam investigasi dan pelaporan kecelakaan

Pentingnya investigasi kecelakaan dalam suatu sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja membuat aktifitas tersebut tidak bisa dilakukan sembanrangan. Kesalahan penulisan fakta, misinterpretasi laporan dapat mengakibatkan terjadinya kesalahanan kesimpulan tentang penyebab kecelakaan dan akhirnya memabawa pada keputusan tindakan koreksi yang tidak akurat. Beberapa hal berikut perlu mendapat perhatian dalam investigasi dan pelaporan kecelakaan:

Prosedur Investagasi Kecelakaan

Prosedur investigasi kecelakaan dapat mempermudah aktifitas investigasi dan membuat proses investigasi berjalan dengan sendirinya begitu kecelakaan terjadi. Prosedur tentnu saja mengatur siapa yang melakukan investigasi (tentu berbeda antara kecelakaan fatal dengan kecelakaan trivial), siapa saja yang harus dilibatkan dalam investigasi, form dan checklist yang perlu digunakan untuk membantu proses investigasi, format laporan.

Peralatan investigasi kecelakaan kerja

  • Peralatan berikut dapat membantu terserapnya informasi yang cukup tentang kecelakaan kerja:
  • Form dan checklist
  • Kamarea. Beruntung sekalai sekarang kamera digital mudah didapat. Ini bisa menjadi alat yang sangat berguna, kondisi area kecelakaan dapat direkam dengan baik dan dengan teknologi digital, gambar dapat di sisipkan dengan mudah dalam laporan.
  • Pita Meteran
  • Perekam suara, membantu dalam proses wawancara dan meningkatkan akurasi pencatatan.
  • Alat tambahan lain yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan seperti perekam video, alat ukur lain selain meteran.

Proses investigasi

Fokus utama dalam investigasi kecelakaan kerja adalah ‘kapan’, ‘dimana’, ‘siapa’ dan ‘akibat’ dari kecelakaan. Fokus selanjutnya adalah bagaimana kecelakaan bisa terjadi, mengarah pada sebab langsung dan sebab tidak langsung dari kecelakaan. Personil yang menjadi target utama dalam wawancara investigasi harus saksi terjadinya kecelakaan. Penting sekali untuk melakukan wawancara investigasi sesegera mungkin setelah kecelakaan terjadi. Korban kecelakaan juga menjadi target wawancara penting, segera setelah wawancara dapat dilakukan.

Laporan Kecelakaan

Bagaimanapun format pelaporan kecelakaan yang digunakan, laporan sebaiknya mengandung beberapa heading penting sebagai berikut:
  • Ringkasan tentang fakta kecelakaan yang terjadi
  • Kejadian sebelum terjadinya kecelakaan
  • Informasi yang dikumpulkan selama proses investigasi
  • Rincian saksi-saksi
  • Informasi tentang luka-luka dan kerugian yang timbul
  • Rekomendasi
  • Material pendukung (foto, gambar-gambar), baik terlampir ataupun disisipkan.
  • Tanggal dan tanda tangan personil yang melakukan investigasi.

Rabu, 25 Juli 2012

memasang instalasi listrikrumah bertingkat

Tips ini sedikit berbagi ide memasang instalasi listrik rumah bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat yang sangat susah dalam memperbaikinya. Banyak sekali ditemui titik percabangan instalasi maupun pipa instalasinya ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu dari hal-hal yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada benarnya, akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh saluran instalasi akan sedikit banyak mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan adanya rongga didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC atau bahasa "katroknya" peralon plastik. Gak percaya... tanya tuh sama orang sipil... Itu alasan pertamanya. Alasan yang kedua adalah karena akan susah dalam memperbaiki maupun jika akan dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?
  • Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat...
  • Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton. Coba bayangin sendiri... gimana coba cara nyambung kabelnya...
Diluar itu semua, paling sering dijumpai adalah yang empunya rumah menggunakan kabel jenis NYM ataupun karena saking kayanya tu orang, instalasi rumahnya menggunakan kabel jenis NYY dan menganggap penanaman didalam beton tidak perlu menggunakan pipa instalasi. Wah yang ini... ni... paling kereeen... klo ada apa2 ama instalasinya gimanaaa cobaaa..?!?!. boro-boro nyusupin kabel buat diganti yang baru...  nglepasin kabelnya aja dah gak bisa mikir lagi.... ditarik 10 orang aza tu kabel bakalan nyengir doang... ujung-ujungnya ganti total instalasi yang ada dalam beton tersebut.... mendingan ditinggal mancing dilaut bro.....he..heee....
Ok.. kita lanjutkan. Berikut ide tips pada pemasangan instalasi rumah bertingkat :
  • Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap lantai.
  • Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.
  • Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah ini.
maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari kebocoran.

Satu hal lagi, jika anda merasa risi/kurang cocok dengan penutup asli dari kotak sambung (emang jelek kok tutupnya.. apalagi untuk kotak sambung yang bulat... garing bangettt...), anda bisa mengatur penanaman kotak sambung sedikit lebih dalam dan membuat tutup modifikasi (seperti terlihat pada gambar kotak sambung ke lampu diatas) yang terbuat dari kayu atau bahan lainya sebagai penutup kotak sambung tersebut sehingga nantinya jika tembok dirapikan akan terlihat rata. Jangan lupa diberi tanda kecil pada daerah tempat tutup kotak sambung tersebut sehingga jika suatu saat akan memperbaiki tidak kebingungan mencarinya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang membacanya dan terima kasih telah berkunjung kesini.. Akhir kata... molor lagi aahhh.....

Sabtu, 14 Juli 2012

Belajar instalasi listrik itu gampang



Disini tempat yang bisa anda minta seperti Konsul, Belajar, Maupun bertanya mengenai instalasi listrik, sebernarnya saya belum sangat berpengalaman tapi bisa memberi anda ilmu yang anda inginkan, saya sekolah di sekolah kejuruan, dan saya membuat blog ini karena ini merupakan tugas dari sekolah, mudah-mudahan ini bermanfaat bagi anda,





Belajar instalasi listrik itu gampang jika anda memahami letak titik dan warna kabel, berat daya yang di pakai kekuatan arusnya, dan jumlah tegangan yang di butuhkan, law anda ingin tah8u selengkapnya, anda tinggal konsul dengan saya, sebelum anda meninggalkan blog ini anda jangan lupa berikan komentar dan like nya ya!!!

nah ini gambar instalasi listrik atau gambar rencana atau rangkaian nya:










ok, jika anda ingin materi selengkapnya hubungi saya ya..............!!!

Rabu, 11 Juli 2012

Macam-Macam Saklar (Switch)



Saklar atau Switch
Saklar merupakan perangkat untuk menghubungkan maupun memutuskan arus beban. Walaupun terdapat beberapa jenis saklar, namun pada prinsipnya sama, yaitu untuk memutus dan menghubungkan arus. Saklar ada dua saklar, manual dan saklar mekanik.
2.2 Macam-macam Saklar/Switch
2.2.1 Saklar Manual
Saklar manual cara mengoperasikannya ialah dengan memindahkan tuas saklar secara mekanis oleh operator. Biasanya saklar manual dipakai pada rangkaian elektronik dengan kapasitas daya yang kecil dan tegangan yang kecil agar tidak menimbulkan kemungkinan bahaya yang besar. Ukuran, bentuk dan cara pemasangannya sangat bervariasi. Saklar manual biasanya dipasang pada rangkaian kontrol. Saklar yang digunakan sebagai komponen elektronik biasanya berjenis Toggle, Push Button, Selector, dan Push wheel.
1.Saklar Toggle
Saklar toggle adalah saklar yang menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil dan digunakan untuk arus yang kecil pula. Biasanya terdapat pada rangkaian elektronik yang ukurannya kecil.
2.Saklar Push Button
Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar yang hanya kontak sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka akan kembali lagi menjadi NO, biasanya saklar tipe NO ini memiliki rangkaian penguncinya yang dihubungkan dengan kontaktor dan tipe NO digunakan untuk tombol on. Push button ada juga yang bertipe NC, biasanya digunakan untuk tombol off. Terdapat 4 konfigurasi saklar push button: tanpa-pengunci (no guard), pengunci-penuh (full guard), extended guard, dan mushroom button.
3.Saklar Pemilih (Selector Switch, disingkat SS)
Saklar jenis ini pada umumnya tersedia dua, tiga atau empat pilihan posisi, dengan berbagai tipe knop. Saklar pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol untuk memilih jenis operasi yang berbeda, dengan rangkaian yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal untuk rangkaian putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor lambat.
2.2.2Saklar Mekanik
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telah tercapai. Saklar mekanik digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature Switch.
1.Limit Switch (LS)
Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip roller yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch) untuk menghentikan putaran motor lengan PMS.
2.Flow Switch (FL)
Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.
3.Level Switch atau Float Switch (FS)
Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki. Posisi level cairan dalam tangki digunakan untuk men-trigger perubahan kontak saklar. Posisi level switch ada yang horizontal dan ada yang vertikal.
Pada posisi horizontal, apabila permukaan cairan turun, pelampung juga akan turun, sehingga kontak akan berubah dari posisinya. Jika permukaan cairan naik lagi, maka pelampung akan naik dan kontak akan berubah lagi.
Pada posisi vertikal, di dalam pelampung terdapat magnet tetap, yang bergerak naik turun mengikuti tinggi permukaan cairan. Di dalam pipa bagian tengah pelampung terdapat saklar yang membuka dan menutupnya dikerjakan oleh piston yang bergerak mengikuti magnet tetap di dalam pelampung.
FS tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank dan closed tank. Open tank digunakan untuk tanki terbuka sehingga terbuka juga terhadap tekanan atmosfir. Sedangkan closed tank digunakan untuk tanki tertutup dan bertekanan.

4.Saklar Tekanan atau Pressure Switch 
Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi pada tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan tekanan).
5.Saklar Temperatur atau Temperature Switch 
Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau sebaliknya). Saklar temperatur biasanya disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan temperatur. Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang terbuat dari stainless steel.
Cairan di dalam chamber mempunyai koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status.

Selasa, 05 Juni 2012

Penyebab Kecelakaan Kerja


1.   Penyebab Langsung ( Immediate   Causes)
Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:
A. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya dari dari manusia yang dalam bbrp hal dapat dilatar belakangi antara lain:
  1. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect)
  2. Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom)
  3. Sikap dan tingkak laku yang tidak aman
  4. Pengetahuan.
B.  Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu keadaan yang akan menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:
  1. Mesin, peralatan, bahan.
  2. Lingkungan
  3. Proses pekerjaan
  4. Sifat pekerjaan
  5. Cara kerja
2.   Penyebab Dasar (Basic causes).
Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2 faktor yaitu
A.  Faktor manusia/personal (personal factor)
  • Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi
  • Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill.
  • Stres.
  • Motivasi yang tidak cukup/salah
B.  Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)
  • Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll.
  • Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dst
  • Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga.
  • Ergonomi dan psikososial.
Menurut Henrich faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 80 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 20%
Menurut Suma’mur faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15 %
Menurut Hastuti dan Adiatma faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god) 5%.
Menurut Phoon (1988), penyebab kecelakaan sangat banyak, beraneka ragam, dan kompleks
Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan adalah:
  1. Lingkungan kerja
  2. Metode kerja
  3. Pekerja sendiri
Namun pada akhirnya semua kecelakaan baik langsung maupun tidak langsung, di akibatkann kesalahan manusia.
SELALU ada resiko kegagalan (risk of failures) pada SETIAP PROSES/ AKTIFITAS pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/ potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing, baik itu finansial dan MSDM.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
  1. Kelelahan (fatigue)
  2. Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
  3. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
  4. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
  5. Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan “pemanasan prosedural”, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud.
  6. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).

Senin, 04 Juni 2012

Kecelakaan kerja


KECELAKAAN KERJA (Seri Sosialisasi K3)
-

Di Indonesia setiap kejadian kecalakaan kerja wajib dilaporkan kepada Departemen Tenaga kerja selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam setelah kecelakaan tersebut terjadi. Ada dua undang-undang yang mewajibkan laporan itu yaitu : Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Kecelakaan kerja yang wajib dilaporkan adalah kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja maupun kecelakaan dalam perjalanan yang terkait dengan hubungan kerja.

Tujuan dari kewajiban melaporkan kecelakaan kerja ialah :
agar pekerja yang bersangkutan mendapatkan haknya dalam bentuk jaminan dan tujangan.
Agar dapat dilakukan penyidikan dan penelitian serta analisis untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa.

Laporan kecelakaan kerja umumnya ringkas dan mengikuti bentuk/formulir tertentu yang menggambarkan kejadian kecelakaan tersebut disertai rekomendasi langkah pencegahan. Laporan kejadian disertai dengan suatu analisis terhadap faktor penyebab kecelakaan kerja baik faktor manusia maupun faktor kondisi yang berbahaya.

Mengingat bahwa kecelakaan kerja merupakan disfungsi sistem suatu unit, dengan demikian obyek analisis tidak hanya pada pada unsur manusia/pekerja dan lingkungan namun harus menelusuri kembali disfungsi elemen, termasuk hal-hal yang mendahului kejadian kecelakaan (near accident/incident). Analisis kejadian kecelakaan merupakan kilas balik langkah demi langkah sesudah terjadi kecelakaan.

Analisa kecelakaan kerja yang efektif harus dapat :

1. menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi
2. menentukan sebab yang sebenarnya
3. mengukur resiko
4. mengembangkan tindakan kontrol
5. menentukan kecenderungan (trend)
6. menunjukan peran serta

Apa yang Dianalisis

* setiap kecelakaan yang terjadi, termasuk yang tidak membawa kerugian
* setiap kecelakaan yang membawa kerugian keadaan hampir celaka (incident) dan keadaan near miss, (hampir celaka)

Langkah-langkah analisis

* petugas yang berwenang dan mempunyai kemampuan dan keahlian untuk tugas tersebut
* pengawasan kerja line
* dapat dilakukan oleh manajer madya

Langkah-langkah analisis

1. tanggap terhadap keadaan dengan cepat dan positif .
2. kumpulkan informasi yang terkait
3. analisa semua fakta yang penting
4. kembangkan dan ambil tindakan perbaikan
5. membuat laporan analisis

Cara analisis

Analisis diawali dengan mengumpulkan informasi sehingga dapat menerangkan dengan jelas dan runtut kejadian kecelakaan secara tepat, jelas dan objektif. Analisis menyusun sejumlah fakta yang mendahului (anteseden) kecelakaan tanpa interprestasi atau menyatakan pendapat pribadi.

Ada 2 (dua) hal karakteristik anteseden, yaitu :

1. Anteseden tidak tetap, hanya terjadi sekali-sekali/tidak tetap
2. Anteseden tetap, merupakan penyebab penting dengan atau anteseden tidak tetap.

Informasi dikumpulkan di tempat kejadian segera setelah terjadi kecelakaan. Penyelidikan dan analisis sebaiknya dilakukan oleh petugas yang terlatih atau petugas yang telah mengenal dengan baik tempat kerja tersebut. Informasi diperoleh dari korban, saksi mata, teman sekerja, pengawas kerja dan lain-lain. Informasi dapat dilengkapi dengan laporan teknis untuk mendukung analisis.

Dalam analisis kecelakaan kerja pertama kali harus mencari fakta yang mendahului (anteseden) yang tidak tetap dan mencari hubungan logis. Kemudian anteseden tetap yang berperan terhadap kecelakaan.Dalam menyusun suatu analisis, seorang analisis bekerja mundur, mulai dari cidera, kejadian kecelakaan anteseden tetap dan tidak tetap yang langsung berkaitan dengan kejadian kecelakaan dan anteseden lain yang mendahului. Kaitan antar anteseden dengan kejadian kecelakaan digambarkan dengan bagan yang disebut pohon penyebab.

Pohon penyebab memperhatikan semua anteseden yang ditemukan yang menjurus kepada kejadian kecelakaan serta memperhatikan hubungan yang logis serta bersurutan. Pohon penyebab menunjukan suatu rangkaian anteseden yang secara langsung atau tidak langsung dapat menyebabkan kecelakaan, mulai dari akhir kejadian, yaitu cidera.

Untuk setiap fakta/penyebab yang mendahului (anteseden) secara sistematis ditanyakan :

* Anteseden (misalnya a) mana yang jadi penyebab langsung anteseden lainnya (misalnya b)
* Bila Anteseden ‘a’ tidak jadi penyebab anteseden ‘b’ maka anteseden mana saja yang jadi penyebab (misalnya a1, a2, an) dan seterusnya.

Dalam menyusun diagram pohon penyebab, seorang analisis perlu meluruskan dan mencari fakta baru sehingga kadang-kadang jauh kebelakang kejadian.

Untuk mencegah kecelakaan serupa, semua faktor-faktor penyebab dihilangkan khususnya faktor yang dominan.Analisis kecelakan kerja disamping merupakan usaha mencari penyebab kecelakaan, mencegah kecelakaan serupa, juga sangat diperlukan dalam sistem statistik kecelakaan. Oleh karena itu laporan analisis kecelakaan harus dapat menggambarkan hal-hal sebagai berikut :

* Bentuk kecelakaan Type cidera pada tubuh
* Anggota badan yang cidera akibat kecelakaan
* Sumber cidera misalnya objek, pemaparan bahan
* Type kecelakaan Peristiwa yang menyebabkan cidera
* Kondisi berbahaya Kondisi fisik yang menyebabkan kecelakaan
* Penyebab kecelakaan Objek, peralatan, mesin berbahaya (*).
Diposkan: doniputra19